Catatan seorang ibu, isteri, dan pengemban mabda-Nya

Archive for the ‘Curhatku’ Category

Buah kesabaran

Allah Swt. berfirman : “Barang siapa yang Aku timpakan bencana kepada hambaKu, baik badannya [penyakit/cacat], hartanya [rugi/hilang], anaknya [sakit/mati], lalu ia menerima takdirKu, maka Aku enggan menimbang dosa-dosanya dan membuka buku catatan dosa-dosanya saat ia dihisab pada hari kiamat. [Hadits Qudsi]

“Khabarkan berita gembira bagi hamba-hamba yang sabar tatkala diuji musibah, mereka berkata : Inna lillahi wa inna ilaihi roojiuun, maka rahmat Allah untuk mereka… [QS 2 : 156]

Ujian, bencana dan bala akan menggugurkan dosa-dosa sekaligus mengangkat derajatnya… “Tiada seorang mukmin yang tertusuk duri atau bahkan yang jauh lebih sakit , kecuali Allah pasti akan menghapus kesalahan dan mengangkat derajat.” [Imam Muslim].

Pulang kampung

Bagi seorang perantau, rindu kampung halaman adalah hal yang lazim terjadi. … sekian lama membendung rindu untuk bertemu dengan orang terkasih,  demi sebuah harapan. ya… harapan hidup nyaman dan berkecukupan. cukup materi… bahagia lahir dan batin. siapa yang tidak menginginkan itu semua… pastilah setiap orang punya mimpi untuk itu…

Sayangnya… ketika mereka telah mendapatkan mimpinya, mereka jadi enggan untuk kembali ke kampung halamannya. mereka berat hati meninggalkan kemapanan dan kenyamanan yang telah mereka genggam. mereka semakin tenggelam dengan mimpi-mimpinya…

Ya… itulah gambaran kehidupan kita di dunia. hidup ini tidak lebih hanyalah sebuah perantauan. akan ada saatnya kita harus kembali ke kampung halaman kita. karena di dunia tidak lebih adalah menghabiskan masa kontrak. semua yang kita miliki hanyalah titipan, bukan milik kita. dan sewaktu-waktu kita harus merelakan jika titipan itu diminta kembali oleh pemiliknya.

Saat ini… kita disibukkan untuk memperindah “rumah kontrakan” kita, dengan tujuan agar rumah kita bagus, tampak nyaman dan enak ditempati. sehingga kita melupakan rumah “pribadi kita.” lupa mengupayakan hal yang sama agar rumah pribadi kita jauh lebih indah dan nyaman dari rumah kontrakan kita.

Ketika masa kontrak kita di dunia telah selesai, dan mengharuskan kembali pada rumah pribadi kita… apa yang terjadi… kita merasa enggan meninggalkan rumah kontrakan kita. karena sudah banyak dana dan fikiran yang kita curahkan untuk memperbagus rumah kontrakan tersebut. di sisi lain… rumah pribadi kita tak terurus, terbengkalai sehingga rumah pribadi tersebut tak bisa melindungi kita. karena rumah pribadi kita tidak nyaman, tidak sedap dipandang mata dan nampak kotor… kita pun berat langkah untuk pulang ke kampung halaman, karena tak ada lagi bekal untuk memperbaiki dan memperindah rumah pribadi kita…

Akhirnya… ketika kematian itu mendekat, rasa takut pun mendera kita. Kita  tak punya tabungan “sepeser” pun untuk ke akhirat. waktu dan harta yang kita miliki telah habis untuk kesenangan dunia. waktu dan harta kita terbuang untuk hal yang sia-sia… tak ada waktu sama sekali diluangkan untuk menambah tabungan akhirat kita. kehidupan akhirat itu panjang… apabila kita kurang bekal, tidak ada lagi kesempatan menambah bekal…

Rasulullah Saw. bersabda : “Orang yang cerdas adalah orang yang menyadari kerendahan dirinya dan melakukan apa-apa yang diperlukan setelah kematian.” [HR Ahmad dan Ibnu Majah dari Syidad bin Aus r.a.]

Namun tidak bagi mereka yang memiliki banyak tabungan akhirat… senyuman akan nampak di wajah mereka, tatkala Sang Pemilik Kehidupan memanggil mereka untuk kembali… kembali ke rumah pribadi mereka yang indah dan penuh kenyamanan.

Sebelum Sang pemilik Kehidupan memanggil kita untuk kembali ke rumah pribadi kita….ada baiknya kita menghisab amal baik atau amal buruk yang pernah kita lakukan… Shahabat Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu suatu kali pernah memberikan panduan hal ini, dengan ungkapan : kita sekarang diharuskan banyak-banyak mengkoreksi diri sendiri sebelum datang hari perhitungan, hari berbangkit, hari-hari dimana amal-amal kita akan dihitung oleh Dzat Yang Maha Adil.

Perumpamaan Orang Beriman

Rasulullah Saw. banyak membuat perumpamaan bagi orang beriman. Dengan itu, keindahan dan kelebihan orang beriman akan lebih mudah dipahami. Ciri – ciri orang beriman adalah…

1.  Orang beriman yang membaca Al Quran

“Perumpamaan orang yang beriman yang [bisa dan mau] membaca Al Quran adalah seperti buah jeruk yang baunya harum dan rasanya enak.” [HR Al  Bukhari dan Muslim dari Abu Musa Al Asy’ari r.a.]

2.  Orang beriman yang tidak dapat membaca Al Quran

“Perumpamaan orang beriman yang tidak [bisa dan mau] membaca AlQuran adalah seperti buah kurma yang tidak berbau, tapi rasanya enak.” [HR Al Bukhari dan Muslim dari Abu Musa Al Asy’ari r.a.]

3.  Kukuh seperti pohon kurma

“Perumpamaan orang beriman itu seperti pohon hijau yang daunnya tidak pernah rontok, yaitu pohon kurma.” [HR Al Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar r.a.]

4.  Tunduk kepada aturan Allah dan setia kepada keimanan

“Perumpamaan orang beriman itu seperti kuda yang ditambatkan pada tongkat penambat, sesekali berputar, lalu kembali lagi ke tongkat penambatnya.” [HR Ahmad dari Abu Sa’id Al Khudri r.ra]

5.  Selalu tegakkan kebenaran meskipun banyak rintangan

“Perumpamaan orang beriman itu seperti tangkai buah gandum yang kadang merunduk dan kadang tegak bersama isinya.” [HR Ahmad dari Jabir bin Abdullah r.a.]

6.  Selalu bermanfaat bagi lingkungannya seperti parfum

“Perumpamaan teman duduk yang shaleh itu seperti orang yang suka memakai parfum.” [HR Ahmad dari Abu Musa Al Asy’ari r.a.]

7.  Cermat dan hati-hati seperti lebah

“Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sesungguhnya perumpamaan orang beriman itu seperti lebah, makanannya baik, simpanannya baik, dan dimana dia hinggap tidak mematahkan dan tidak merusaknya.” [HR Ahmad dari Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash r.a.]

8.  Selalu siap mempertahankan jati dirinya seperti emas

“Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sesungguhnya perumpamaan orang beriman itu seperti sepotong emas yang telah melalui proses pembakaran, tidah berubah dan tidak berkurang.” [HR Ahmad dari Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash r.a.]

9.  Saling membantu seperti sebuah bangunan

“Orang beriman yang satu bagi orang beriman lainnya bagaikan satu bangunan yang sebagiannya menguatkan sebagian yang lain.” [HR Al Bukhari dan Muslim dari Abu Musa Al Asy’ari r.a.]

10. Kebersamaan mereka bagaikan satu tubuh

“Perumpamaan orang-orang beriman dalam hal saling mencintai, saling menyayangi, dan saling menyantuni adalah seperti satu tubuh yang apabila salah satu anggotanya menderita sakit, maka seluruh tubuh akan terbawa dengan terjaga dan panas.” [HR Muslim dan Ahmad dari Nu’man bin Basyir r.a.]

Semoga kita semua… dimasukkan Allah ke dalam golongan orang-orang yang beriman. Amin…

Sahabat

Seorang shahabat bertanya kepada Rasulullah Saw. “siapakah sahabat yang paling baik bagi kami ?”  Jawab Rasulullah, ” seseorang yang bila kamu memandangnya akan teringat pada Allah, bila kamu mendengar ucapannya, pengetahuanmu bertambah, bila kamu melihat kelakuannya, kamu teringat pada akhirat”. [At  Targhib]

Arti kemenangan

Arti kemenangan bagi seorang mukmin adalah…

bila bertambah ilmu… bertambah pula kerendahan hatinya…

bila bertambah amal sholehnya… bertambah pula kehati-hatiannya…

bila bertambah harta… bertambah pula kedermawanannya…

bila bertambah kedudukannya… bertambah pula kepeduliannya pada sesama…

bila bertambah usianya… semakin kurang ambisi dunianya…

Idola

Idola…? Siapa sih yang nggak punya idola. Jawabannya pasti setiap orang punya seseorang yang di idolakan. Entah itu bintang film / sinetron, penyanyi maupun grup band tertentu.

Manakala seseorang ngefans salah seorang artis sinetron/film, maka setiap tingkah laku, gaya hidup, maupun kesukaan sang artis selalu menjadi perhatian. Kita akan selalu meng-up date berita tentang si artis maupun sinetron/film yang akan tayang di tv/layar lebar, dan pastinya ingin / bahkan sering nonton film-filmnya juga. Kita pun dengan bangganya menceritakan idola tersebut kepada teman-teman atau orang-orang disekitar kita. Lalu meniru beberapa tindakannya…gaya busana, potongan rambut, cara berjalan atau membeli segala pernak-pernik yang berhubungan dengan sang idola.

Begitu pula ketika kita senang dengan grup musik tertentu, baik grup band maupun penyanyi solo. Kita pasti sering mendengarkan dan menyanyikan lagu-lagunya. Masuk keluar mall untuk mencari CD sang idola. Ada  pemberitaan di tv, seputar artis yang sedang naik daun dari negeri paman Sam,  bahwa april ini akan diselenggarakan konser Justin Bieber, secara live di Jakarta. Nah… tahu idolanya akan tampil, para remaja  begitu sangat antusias untuk mendapatkan tiket yang harganya tidak bisa dibilang murah. Walhasil mereka rela “puasa” menyisihkan uang jajannya demi melihat konser sang idola….syukur-syukur bisa ketemu dan memeluknya, begitu kata mereka.

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa setiap manusia membutuhkan contoh (teladan) dalam kehidupannya. Dan mereka berbuat sesuai dengan teladan mereka. Lantas siapakah yang pantas menjadi teladan kita ? Ya, Rasulullah Saw. [shalawat dan salam untuk beliau…semoga Allah melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada Rasulullah Saw.]  Mengapa Rasulullah ? Rasulullah sebagai makhluk yang paling mulia, adalah sebaik-baik contoh dan teladan bagi kita. Karena risalah yang dibawa Rasulullah, manusia merasakan rahmat kerasulannya. Sebelum datangnya Islam, manusia hidup dalam kegelapan. Menyembah berhala, membunuh bayi yang tidak berdosa, minum khamr, terjadi berbagai jenis kekerasan dan penganiayaan. Baik yang terjadi sesama manusia maupun yang dilakukan manusia terhadap hewan.

Allah SWT. Maha Rahman Rahiim, menciptakan manusia dengan bentuk fisik yang indah, memberinya akal serta potensi/kepandaian untuk mengelola bumi demi kelangsungan hidupnya. Maka agar semuanya itu berjalan selaras dan seimbang, Allah mengutus rasulNya, termasuk Nabi Muhammad Saw. untuk menyampaikan peraturan bagi manusia.

Kita sebagai manusia yang tahu diri pasti akan menyambut kasih sayang yang tak terhingga itu dengan mencintai Allah Swt. dan Rasulullah Saw. Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya tidak dapat dilepaskan dari persoalan iman. Karena mencintai keduanya merupakan perwujudan dari iman. Rasulullah Saw. bersabda : “Tidaklah sempurna iman salah seorang diantara kalian hingga Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada yang lainnya.” [HR.Al-Bukhari dan Ahmad dari Anas bin Malik r.a.]

Dalam firman Allah Swt. berikut :

قُلۡ إِن كَانَ ءَابَآؤُكُمۡ وَأَبۡنَآؤُڪُمۡ وَإِخۡوَٲنُكُمۡ وَأَزۡوَٲجُكُمۡ وَعَشِيرَتُكُمۡ وَأَمۡوَٲلٌ ٱقۡتَرَفۡتُمُوهَا وَتِجَـٰرَةٌ۬ تَخۡشَوۡنَ كَسَادَهَا وَمَسَـٰكِنُ تَرۡضَوۡنَهَآ أَحَبَّ إِلَيۡڪُم مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَجِهَادٍ۬ فِى سَبِيلِهِۦ فَتَرَبَّصُواْ حَتَّىٰ يَأۡتِىَ ٱللَّهُ بِأَمۡرِهِۦ‌ۗ وَٱللَّهُ لَا يَہۡدِى ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡفَـٰسِقِينَ (٢٤)

Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan [dari] berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik. (At-Taubah 24)

Firman Allah ini merupakan dalil bahwa seorang muslim wajib menempatkan kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya  pada urutan pertama dan utama. Mencintai keduanya merupakan bukti kesempurnaan iman seseorang. Rasulullah bersabda : ” Tidaklah sempurna iman salah seorang diantara kalian hingga Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada yang lainnya.” [HR.Al-Bukhari dan Ahmad dari Anas bin Malik r.a.]

Bahkan, dinyatakan bahwa kita tidak akan merasakan manisnya iman, tatkala dalam diri kita, masih ada yang lebih dicintai daripada cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.

Rasulullah Saw. bersabda : “Ada tiga perkara, siapa yang memilikinya, ia telah menemukan manisnya iman : [1] orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih daripada yang lainnya; [2] orang yang mencintai seseorang hanya karena Allah; [3] orang yang tidak suka kembali kekufuran sebagaimana ia tidak suka dilemparkan ke dalam api neraka. [HR. Muttafaq ‘alaihi].

Ketika kita menyatakan cinta kepada Rasulullah, lantas bagaimana cinta itu diwujudkan ? Wujud kesungguhan kita mencintai Rasulullah Saw. adalah dengan mengikuti dan meneladani seluruh perintahnya dan menjauhi larangannya. Bukan hanya aspek individual atau ritualnya saja. Karena Rasulullah telah memberikan seluruh tuntunan dan keteladanan dalam setiap aspek kehidupan. Dan Allah telah memerintahkan kepada kita untuk mengikutinya secara keseluruhan, tidak sebagian-sebagian. Sebagaimana firman Allah :

وَمَآ ءَاتَٮٰكُمُ ٱلرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَہَٮٰكُمۡ عَنۡهُ فَٱنتَهُواْ‌ۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ‌ۖ

Apa saja yang dibawa oleh Rasul untuk kalian,ambillah, dan apa saja yang dilarangnya atas kalian, tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada Allah. [Al Hasyr 7]

Kini Rasulullah tak lagi hadir diantara kita. Namun bukan berarti kita tidak dapat mengikuti beliau. Apa yang telah Rasulullah tinggalkan untuk kita yaitu Al-Quran dan Sunnah beliau, adalah tuntunan dan keteladanan yang harus kita ambil serta menerapkannya dalam setiap aspek kehidupan. Semoga kelak di akhirat, seluruh kaum muslim mendapat syafaat dari baginda Rasulullah Saw. Amin…Allahuma Amin !

 

Bismillah!

Assalamualaikum all

Ini adalah postingan pertama di blog ku pertama kali…

Semoga semua isinya akan bisa diambil manfaatnya dan menjadi saksi baik di hari akhir untukku kelak…amin

salam dari Jepang!