Idola…? Siapa sih yang nggak punya idola. Jawabannya pasti setiap orang punya seseorang yang di idolakan. Entah itu bintang film / sinetron, penyanyi maupun grup band tertentu.
Manakala seseorang ngefans salah seorang artis sinetron/film, maka setiap tingkah laku, gaya hidup, maupun kesukaan sang artis selalu menjadi perhatian. Kita akan selalu meng-up date berita tentang si artis maupun sinetron/film yang akan tayang di tv/layar lebar, dan pastinya ingin / bahkan sering nonton film-filmnya juga. Kita pun dengan bangganya menceritakan idola tersebut kepada teman-teman atau orang-orang disekitar kita. Lalu meniru beberapa tindakannya…gaya busana, potongan rambut, cara berjalan atau membeli segala pernak-pernik yang berhubungan dengan sang idola.
Begitu pula ketika kita senang dengan grup musik tertentu, baik grup band maupun penyanyi solo. Kita pasti sering mendengarkan dan menyanyikan lagu-lagunya. Masuk keluar mall untuk mencari CD sang idola. Ada pemberitaan di tv, seputar artis yang sedang naik daun dari negeri paman Sam, bahwa april ini akan diselenggarakan konser Justin Bieber, secara live di Jakarta. Nah… tahu idolanya akan tampil, para remaja begitu sangat antusias untuk mendapatkan tiket yang harganya tidak bisa dibilang murah. Walhasil mereka rela “puasa” menyisihkan uang jajannya demi melihat konser sang idola….syukur-syukur bisa ketemu dan memeluknya, begitu kata mereka.
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa setiap manusia membutuhkan contoh (teladan) dalam kehidupannya. Dan mereka berbuat sesuai dengan teladan mereka. Lantas siapakah yang pantas menjadi teladan kita ? Ya, Rasulullah Saw. [shalawat dan salam untuk beliau…semoga Allah melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada Rasulullah Saw.] Mengapa Rasulullah ? Rasulullah sebagai makhluk yang paling mulia, adalah sebaik-baik contoh dan teladan bagi kita. Karena risalah yang dibawa Rasulullah, manusia merasakan rahmat kerasulannya. Sebelum datangnya Islam, manusia hidup dalam kegelapan. Menyembah berhala, membunuh bayi yang tidak berdosa, minum khamr, terjadi berbagai jenis kekerasan dan penganiayaan. Baik yang terjadi sesama manusia maupun yang dilakukan manusia terhadap hewan.
Allah SWT. Maha Rahman Rahiim, menciptakan manusia dengan bentuk fisik yang indah, memberinya akal serta potensi/kepandaian untuk mengelola bumi demi kelangsungan hidupnya. Maka agar semuanya itu berjalan selaras dan seimbang, Allah mengutus rasulNya, termasuk Nabi Muhammad Saw. untuk menyampaikan peraturan bagi manusia.
Kita sebagai manusia yang tahu diri pasti akan menyambut kasih sayang yang tak terhingga itu dengan mencintai Allah Swt. dan Rasulullah Saw. Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya tidak dapat dilepaskan dari persoalan iman. Karena mencintai keduanya merupakan perwujudan dari iman. Rasulullah Saw. bersabda : “Tidaklah sempurna iman salah seorang diantara kalian hingga Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada yang lainnya.” [HR.Al-Bukhari dan Ahmad dari Anas bin Malik r.a.]
Dalam firman Allah Swt. berikut :
قُلۡ إِن كَانَ ءَابَآؤُكُمۡ وَأَبۡنَآؤُڪُمۡ وَإِخۡوَٲنُكُمۡ وَأَزۡوَٲجُكُمۡ وَعَشِيرَتُكُمۡ وَأَمۡوَٲلٌ ٱقۡتَرَفۡتُمُوهَا وَتِجَـٰرَةٌ۬ تَخۡشَوۡنَ كَسَادَهَا وَمَسَـٰكِنُ تَرۡضَوۡنَهَآ أَحَبَّ إِلَيۡڪُم مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَجِهَادٍ۬ فِى سَبِيلِهِۦ فَتَرَبَّصُواْ حَتَّىٰ يَأۡتِىَ ٱللَّهُ بِأَمۡرِهِۦۗ وَٱللَّهُ لَا يَہۡدِى ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡفَـٰسِقِينَ (٢٤)
Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan [dari] berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik. (At-Taubah 24)
Firman Allah ini merupakan dalil bahwa seorang muslim wajib menempatkan kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya pada urutan pertama dan utama. Mencintai keduanya merupakan bukti kesempurnaan iman seseorang. Rasulullah bersabda : ” Tidaklah sempurna iman salah seorang diantara kalian hingga Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada yang lainnya.” [HR.Al-Bukhari dan Ahmad dari Anas bin Malik r.a.]
Bahkan, dinyatakan bahwa kita tidak akan merasakan manisnya iman, tatkala dalam diri kita, masih ada yang lebih dicintai daripada cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.
Rasulullah Saw. bersabda : “Ada tiga perkara, siapa yang memilikinya, ia telah menemukan manisnya iman : [1] orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih daripada yang lainnya; [2] orang yang mencintai seseorang hanya karena Allah; [3] orang yang tidak suka kembali kekufuran sebagaimana ia tidak suka dilemparkan ke dalam api neraka. [HR. Muttafaq ‘alaihi].
Ketika kita menyatakan cinta kepada Rasulullah, lantas bagaimana cinta itu diwujudkan ? Wujud kesungguhan kita mencintai Rasulullah Saw. adalah dengan mengikuti dan meneladani seluruh perintahnya dan menjauhi larangannya. Bukan hanya aspek individual atau ritualnya saja. Karena Rasulullah telah memberikan seluruh tuntunan dan keteladanan dalam setiap aspek kehidupan. Dan Allah telah memerintahkan kepada kita untuk mengikutinya secara keseluruhan, tidak sebagian-sebagian. Sebagaimana firman Allah :
وَمَآ ءَاتَٮٰكُمُ ٱلرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَہَٮٰكُمۡ عَنۡهُ فَٱنتَهُواْۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۖ
Apa saja yang dibawa oleh Rasul untuk kalian,ambillah, dan apa saja yang dilarangnya atas kalian, tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada Allah. [Al Hasyr 7]
Kini Rasulullah tak lagi hadir diantara kita. Namun bukan berarti kita tidak dapat mengikuti beliau. Apa yang telah Rasulullah tinggalkan untuk kita yaitu Al-Quran dan Sunnah beliau, adalah tuntunan dan keteladanan yang harus kita ambil serta menerapkannya dalam setiap aspek kehidupan. Semoga kelak di akhirat, seluruh kaum muslim mendapat syafaat dari baginda Rasulullah Saw. Amin…Allahuma Amin !